GoPresent – Banjir kembali melanda wilayah Kecamatan Paguat, khususnya Desa Soginti dan Sipayo. Peristiwa ini hampir terjadi setiap tahun saat musim hujan, menyebabkan keresahan warga dan kerugian pada sektor pertanian serta fasilitas pendidikan.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa banjir yang melanda sebagian besar wilayah Paguat berasal dari luapan air di Desa Soginti.
Debit air yang tinggi akibat hujan deras tidak tertampung oleh saluran irigasi yang sudah dangkal dan tersumbat, sehingga air melimpas ke pemukiman dan mengalir ke desa-desa sekitar, termasuk Sipayo.
Anggota DPRD Kabupaten Pohuwato, Otan Mamu, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi yang terus berulang ini. Ia mendesak pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah strategis dan berkelanjutan.
“Setiap tahun, Desa Soginti menjadi titik awal luapan banjir yang berdampak luas ke wilayah sekitarnya. Ini bukan lagi kejadian biasa, tapi masalah serius yang harus segera ditangani. Pemerintah tidak boleh tinggal diam,” ujar Otan Mamu saat meninjau lokasi terdampak, Rabu (30/5/2025).
Menurut Otan, selain merugikan warga, banjir juga mengancam proses belajar-mengajar. Di Desa Soginti sendiri terdapat dua lembaga pendidikan negeri yakni MAN Pohuwato dan MTs Negeri Pohuwato.
Setiap kali hujan deras turun, para guru dan siswa selalu waswas banjir akan datang dan mengganggu aktivitas sekolah.
“Bayangkan, anak-anak dan guru harus belajar dalam kondisi cemas. Kalau air datang tiba-tiba, sekolah bisa terganggu bahkan terpaksa diliburkan. Ini tidak boleh terus dibiarkan,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa normalisasi saluran irigasi di wilayah tersebut menjadi kebutuhan mendesak. Selain itu, evaluasi sistem pengelolaan air serta penataan kawasan rawan banjir harus segera dilakukan.
Masyarakat Desa Soginti dan Sipayo berharap pemerintah daerah memberi perhatian serius terhadap masalah banjir ini.
Selain merusak rumah dan kebun, banjir juga berdampak pada aktivitas ekonomi dan pendidikan, yang semuanya menyangkut masa depan warga. (rik)